Kunjungan Obama Ke Indonesia Batal?
:
Dalam lawatannya ke Asia, Presiden AS Barack Obama juga memiliki jadwal
untuk singgah di Indonesia. Akan tetapi, kunjungan tersebut terancam
batal, menyusul kekhawatiran abu vulkanik dari letusan Merapi dapat
mengganggu penerbangan.
Sebagai informasi, Obama dijadwalkan akan mengunjungi Indonesia pada 9-10 November esok Namun demikian, Paul Belmont, juru bicara Kedutaan Besar Amerika di Indonesia mengatakan, pembatalan masih belum dibicarakan.
Belmont mengilustrasikan, situasi yang dapat membuat Obama membatalkan kunjungannya adalah jika debu Merapi sudah seperti meletusnya gunung Eyjafjallajokul di Islandia Mei lalu. “Ketika itu, debu Vulkanik sangat tebal sehingga mustahil ada pesawat yang dapat melaluinya,” ucap Belmont.
Jika situasinya menjadi parah seperti yang terjadi di Eropa beberapa waktu lalu, kata Belmont, maka pihaknya akan menanggapinya dengan serius.
Seperti diketahui, Obama telah dua kali membatalkan kunjungannya ke Indonesia. Pertama, Maret lalu saat memperjuangkan UU Reformasi Kesehatan yang digagasnya. Kedua, pada Juni lalu saat terjadinya kebocoran sumur minyak milik perusahaan Inggris, BP, di Teluk Meksiko.
Sebagai informasi, Obama dijadwalkan akan mengunjungi Indonesia pada 9-10 November esok Namun demikian, Paul Belmont, juru bicara Kedutaan Besar Amerika di Indonesia mengatakan, pembatalan masih belum dibicarakan.
Belmont mengilustrasikan, situasi yang dapat membuat Obama membatalkan kunjungannya adalah jika debu Merapi sudah seperti meletusnya gunung Eyjafjallajokul di Islandia Mei lalu. “Ketika itu, debu Vulkanik sangat tebal sehingga mustahil ada pesawat yang dapat melaluinya,” ucap Belmont.
Jika situasinya menjadi parah seperti yang terjadi di Eropa beberapa waktu lalu, kata Belmont, maka pihaknya akan menanggapinya dengan serius.
Seperti diketahui, Obama telah dua kali membatalkan kunjungannya ke Indonesia. Pertama, Maret lalu saat memperjuangkan UU Reformasi Kesehatan yang digagasnya. Kedua, pada Juni lalu saat terjadinya kebocoran sumur minyak milik perusahaan Inggris, BP, di Teluk Meksiko.
0 komentar:
Posting Komentar