Si Bungsu Dwi Meninggal Dunia
KWARTETWO.COM: Jakarta -
Muhamad Dwi Arya Saputra (2,5) balita korban bakar diri ibu kandungnya
Khoir Umi Latifah (25) akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Ia
meregang nyawa setelah 96 persen tubuhnya mengalami luka bakar hingga ke
daging dan jaringan badan lainnya.
"Meninggal pastinya pukul 21.10 WIB. Sebab si anak mengalami luka bakar 96 persen pada grade 3," ujar Kepala Humas RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Rabu (11/8/2010) malam.
Sementara itu kakak Dwi, Muhamad Lindu Aji (4) kondisinya masih kritis. 72 Persen tubuh bocah itu terbakar pada grade 3. Dalam kondisi demikian nasib Aji tinggal menunggu mukjizat Tuhan.
"Kemungkinan (selamat) tetap kecil. Untuk luka bakar di atas 50 persen mortalitas (tingkat kematian-red) tinggi. Salurang pernafasan sudah terbakar menghirup asap," jelas Trisno.
Saat ini Aji masih dirawat intensif di ruang PIJU luka bakar anak. Tim dokter dari spesialis luka bakar, kesehatan anak dan bedah masih memantau kondisi Aji. Pihak keluarga belum terlihat menjenguk.
Sebelumnya diberitakan Khoir Umi Latifah (25) warga Buyengan, Klaten, nekat mengajak dua anaknya yang masih balita bakar diri.
Kapolsek Depok Barat, AKP Andreas Deddi Wijaya, menduga korban nekat bunuh diri akibat depresi. Umi Latifah tidak kuat menanggung himpitan ekonomi yang membelit kehidupan rumah tangganya. Dugaan tersebut berdasarkan surat yang ditulis Umi untuk suaminya Slamet (30).
Dalam suratnya, Umi yang bekerja sebagai penjaga rumah kos Wisma Perkutut, Gang Ori II, No 16 B Papringan, Catur Tunggal, Depok, Sleman ini meminta sang suami melunasi utang-utangnya kepada seseorang. 'Mas aku njileh duit Mbak Turiyah Rp 20.000, sok nek duwe duit, tolong dibalekno yo (mas aku meminjam uang kepada Mbak Turiyah Rp 20.000. Besok kalau punya uang, tolong dikembalikan ya)', demikian bunyi surat Umi.
"Meninggal pastinya pukul 21.10 WIB. Sebab si anak mengalami luka bakar 96 persen pada grade 3," ujar Kepala Humas RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Rabu (11/8/2010) malam.
Sementara itu kakak Dwi, Muhamad Lindu Aji (4) kondisinya masih kritis. 72 Persen tubuh bocah itu terbakar pada grade 3. Dalam kondisi demikian nasib Aji tinggal menunggu mukjizat Tuhan.
"Kemungkinan (selamat) tetap kecil. Untuk luka bakar di atas 50 persen mortalitas (tingkat kematian-red) tinggi. Salurang pernafasan sudah terbakar menghirup asap," jelas Trisno.
Saat ini Aji masih dirawat intensif di ruang PIJU luka bakar anak. Tim dokter dari spesialis luka bakar, kesehatan anak dan bedah masih memantau kondisi Aji. Pihak keluarga belum terlihat menjenguk.
Sebelumnya diberitakan Khoir Umi Latifah (25) warga Buyengan, Klaten, nekat mengajak dua anaknya yang masih balita bakar diri.
Kapolsek Depok Barat, AKP Andreas Deddi Wijaya, menduga korban nekat bunuh diri akibat depresi. Umi Latifah tidak kuat menanggung himpitan ekonomi yang membelit kehidupan rumah tangganya. Dugaan tersebut berdasarkan surat yang ditulis Umi untuk suaminya Slamet (30).
Dalam suratnya, Umi yang bekerja sebagai penjaga rumah kos Wisma Perkutut, Gang Ori II, No 16 B Papringan, Catur Tunggal, Depok, Sleman ini meminta sang suami melunasi utang-utangnya kepada seseorang. 'Mas aku njileh duit Mbak Turiyah Rp 20.000, sok nek duwe duit, tolong dibalekno yo (mas aku meminjam uang kepada Mbak Turiyah Rp 20.000. Besok kalau punya uang, tolong dikembalikan ya)', demikian bunyi surat Umi.


0 komentar:
Posting Komentar