Warga Kawatir Tanggul Galunggung Jebol

TASIKMALAYA, Warga Kampung Kubang Eceng,
Desa Mekarjaya, Kecamatan Padakembang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa
Barat, mengaku resah dengan kondisi tanggul yang dibuat untuk menahan
lahar dingin sebagai antisipasi kembali meletusnya Gunung Galunggung
jebol.
Warga setempat, Hamid (50) saat melihat kondisi lingkungan sekitar kaki gunung Galunggung, Kamis (4/11/2010) mengatakan jebolnya tanggul tersebut akibat guyuran hujan deras ditambah maraknya aktivitas penambangan pasir membuat warga resah kan berdampak buruk jika gunung Galunggung kembali meletus.
Bahkan menurut dia jebolnya tanggul tersebut menyebabkan aliran air sungai Cikunir yang mengalir di kaki gunung Galunggung meluap hingga merendam sawah dan kolam ikan milik warga.
"Jika turun hujan, aliran air sungai Cikunir meluber sehingga arah alirannya tidak menentu bahkan luapannya bisa sampai ke permukiman warga," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tasikmalaya, Nana Sumarna, menyatakan banyak tanggul yang mengalami rusak akibat aktitivitas penambangan pasir.
Keberadaan penambangan pasir itu, sudah berjalan pasca meletusnya gunung Galunggung 5 April 1982, hingga sekarang aktivitas penggalian tidak pernah berhenti.
"Ini disebabkan karena kegiatan penambangan, dan longsor, sehingga banyak tanggul menjadi rusak bahkan tidak ada, padahal tanggul itu dibangun untuk menahan lahar dingin," katanya.
Kekhawatiran warga karena banyaknya tanggul jebol, Nana akan meningkatkan upaya dalam menertibkan izin penambangan.
Selain itu akan koordinasi dengan pemerintah pusat dalam pembuatan tanggul baru.
"Pembuatan tanggul baru itu sebagai upaya antisipasi jika Galunggung kembali meletus," katanya.
Warga setempat, Hamid (50) saat melihat kondisi lingkungan sekitar kaki gunung Galunggung, Kamis (4/11/2010) mengatakan jebolnya tanggul tersebut akibat guyuran hujan deras ditambah maraknya aktivitas penambangan pasir membuat warga resah kan berdampak buruk jika gunung Galunggung kembali meletus.
Bahkan menurut dia jebolnya tanggul tersebut menyebabkan aliran air sungai Cikunir yang mengalir di kaki gunung Galunggung meluap hingga merendam sawah dan kolam ikan milik warga.
"Jika turun hujan, aliran air sungai Cikunir meluber sehingga arah alirannya tidak menentu bahkan luapannya bisa sampai ke permukiman warga," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Tasikmalaya, Nana Sumarna, menyatakan banyak tanggul yang mengalami rusak akibat aktitivitas penambangan pasir.
Keberadaan penambangan pasir itu, sudah berjalan pasca meletusnya gunung Galunggung 5 April 1982, hingga sekarang aktivitas penggalian tidak pernah berhenti.
"Ini disebabkan karena kegiatan penambangan, dan longsor, sehingga banyak tanggul menjadi rusak bahkan tidak ada, padahal tanggul itu dibangun untuk menahan lahar dingin," katanya.
Kekhawatiran warga karena banyaknya tanggul jebol, Nana akan meningkatkan upaya dalam menertibkan izin penambangan.
Selain itu akan koordinasi dengan pemerintah pusat dalam pembuatan tanggul baru.
"Pembuatan tanggul baru itu sebagai upaya antisipasi jika Galunggung kembali meletus," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar