Erupsi Merapi Masih Terus Berlangsung
:
Meski telah meletus 26 Oktober 2010 lalu hingga menyebabkan 35 orang
meninggal dunia, ancaman Gunung Merapi belum usai. Kepala Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG), Badan Geologi,
Kementerian ESDM, Surono, mengatakan erupsi Merapi masih terus
berlangsung.
"Masyarakat diminta untuk tetap berada di pengungsian, khususnya penduduk di daerah rawan bencana," katanya, seperti dimuat situs Kementerian ESDM, Sabtu, 30 Oktober 2010.
Masyarakat sekitar Merapi juga diminta senantiasa mengikuti arahan dari pemerintah kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi.
"Jangan panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas Merapi. Tetap ikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," ia menegaskan.
Kesimpulan erupsi Merapi masih akan berlangsung didasarkan pada pengamatan yang dilakukan tanggal 29 Oktober 2010 sejak pukul 12.00-18.00 WIB.
Saat itu aktivitas kegempaan cukup tinggi. Gempa guguran mendominasi aktivitas Gunung Merapi, tercatat sebayak 97, sehingga total menjadi 285 kali. Gempa MP tercatat 76 kali sehingga total 181 kali, sedangkan gempa vulkanik sebanyak 17 kali sehingga total menjadi 58 kali.
Hingga kemarin petang, tercatat awan panas sebanyak tujuh kali dan mengakibatkan hujan abu vulkanik di Kecamatan Srumbung dan Kecamatan Dukun. Menurut pengamatan visual dari pos-pos pengamatan Merapi, kondisi cerah cukup singkat dan hanya terjadi di Pos Ngepos, Jrakah, dan Selo. Awan panas muncul tiga kali, semua mengarah ke kali Gendol dengan jarak luncur mencapai 1 km sehingga mengakibatkan munculnya hujan abu vulakanik tipis di pos-pos pengamatan. Kepulan asap terjadi dua kali, teramati dari Jrakah dengan ketinggian mencapai 800 m tegak lurus ke udara. Tidak terlihat api diam dan guguran.
"Masyarakat diminta untuk tetap berada di pengungsian, khususnya penduduk di daerah rawan bencana," katanya, seperti dimuat situs Kementerian ESDM, Sabtu, 30 Oktober 2010.
Masyarakat sekitar Merapi juga diminta senantiasa mengikuti arahan dari pemerintah kabupaten setempat dalam upaya penyelamatan diri dari ancaman bahaya erupsi.
"Jangan panik dan terpengaruh dengan isu yang beredar mengatasnamakan instansi tertentu mengenai aktivitas Merapi. Tetap ikuti arahan dari pemerintah daerah setempat yang selalu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," ia menegaskan.
Kesimpulan erupsi Merapi masih akan berlangsung didasarkan pada pengamatan yang dilakukan tanggal 29 Oktober 2010 sejak pukul 12.00-18.00 WIB.
Saat itu aktivitas kegempaan cukup tinggi. Gempa guguran mendominasi aktivitas Gunung Merapi, tercatat sebayak 97, sehingga total menjadi 285 kali. Gempa MP tercatat 76 kali sehingga total 181 kali, sedangkan gempa vulkanik sebanyak 17 kali sehingga total menjadi 58 kali.
Hingga kemarin petang, tercatat awan panas sebanyak tujuh kali dan mengakibatkan hujan abu vulkanik di Kecamatan Srumbung dan Kecamatan Dukun. Menurut pengamatan visual dari pos-pos pengamatan Merapi, kondisi cerah cukup singkat dan hanya terjadi di Pos Ngepos, Jrakah, dan Selo. Awan panas muncul tiga kali, semua mengarah ke kali Gendol dengan jarak luncur mencapai 1 km sehingga mengakibatkan munculnya hujan abu vulakanik tipis di pos-pos pengamatan. Kepulan asap terjadi dua kali, teramati dari Jrakah dengan ketinggian mencapai 800 m tegak lurus ke udara. Tidak terlihat api diam dan guguran.


0 komentar:
Posting Komentar