Aneh Pelaku Tinggalkan Surat Wasiat
:
JAKARTA :Pengamat teroris Al Chaidar mengatakan tindakan Ahmad Bin
Abu Ali, 50 tahun, pembawa bom sekaligus korban peledakan di Kalimalang,
Bekasi dengan cara membuat surat wasiat sebagai bentuk pembalasan
terhadap polisi dianggap aneh. Umumnya pelaku teroris dalam suatu
jaringan tak pernah melakoni hal itu.
"Tidak pernah ada surat berisi ancaman seperti itu. Biasanya kalau pun ada hanya untuk keluarga saja. Dan biasanya disampaikan secara berantai," tutur Al Chaidar di Jakarta, Kamis (30/9).
Al Chaidar juga menambahkan, bentuk balas dendam mengatasnamakan jihad adalah keliru. "Melampiaskan emosi-emosi personal itu tidak boleh," ucapnya.
Terkait aksi Ahmad bin Abu Ali, tak menutup kemungkinan bakal muncul lagi. Tindakan itu dijalani sebagai bentuk kekecewaan terhadap aksi Detasemen Khusus 88 Antiteror yang eksesif.
"Mungkin saja karena ini frustasi sosial yang cukup meluas sekarang," imbuh Al Chaidar.
Sebelumnya, polisi menyita dua lembar surat dari Ahmad Bin Abu Ali (AH), pembawa bom yang kristis akibat meledak yang kini dirawat di Rumah Sakit Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (30/9). Isi surat, yang ditemukan dari kantong baju pria berusia 50 tahun itu, berisikan sudah menyiapkan diri dan bertekad mati syahid.
Pada lembaran pertama tertulis, "Ini adalah pembalasan pada kalian sekutu-sekutu setan, membunuh, menghukum mati dan menahan mujahidin. Kami siap mati demi agama yang mulia ini".
Kemudian lembar kedua tertulis "Bom Shahid ini adalah untuk kalian semua. Orang2 kafir kalian akan kami kejar walaupun kalian lari ke awan. Kematian kalian itu pasti. Mujahidin masih hidup di Indonesia.".
"Tidak pernah ada surat berisi ancaman seperti itu. Biasanya kalau pun ada hanya untuk keluarga saja. Dan biasanya disampaikan secara berantai," tutur Al Chaidar di Jakarta, Kamis (30/9).
Al Chaidar juga menambahkan, bentuk balas dendam mengatasnamakan jihad adalah keliru. "Melampiaskan emosi-emosi personal itu tidak boleh," ucapnya.
Terkait aksi Ahmad bin Abu Ali, tak menutup kemungkinan bakal muncul lagi. Tindakan itu dijalani sebagai bentuk kekecewaan terhadap aksi Detasemen Khusus 88 Antiteror yang eksesif.
"Mungkin saja karena ini frustasi sosial yang cukup meluas sekarang," imbuh Al Chaidar.
Sebelumnya, polisi menyita dua lembar surat dari Ahmad Bin Abu Ali (AH), pembawa bom yang kristis akibat meledak yang kini dirawat di Rumah Sakit Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (30/9). Isi surat, yang ditemukan dari kantong baju pria berusia 50 tahun itu, berisikan sudah menyiapkan diri dan bertekad mati syahid.
Pada lembaran pertama tertulis, "Ini adalah pembalasan pada kalian sekutu-sekutu setan, membunuh, menghukum mati dan menahan mujahidin. Kami siap mati demi agama yang mulia ini".
Kemudian lembar kedua tertulis "Bom Shahid ini adalah untuk kalian semua. Orang2 kafir kalian akan kami kejar walaupun kalian lari ke awan. Kematian kalian itu pasti. Mujahidin masih hidup di Indonesia.".



0 komentar:
Posting Komentar