Kasus Blowfish Fenomena Masyarakat Stres
:
Jakarta: Bila premanisme menjadi sebuah raja di masyarakat ditambah penanganan yang tidak tuntas, maka kerusuhan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Rabu (29/9) siang bisa terulang. "Masalah preman ini kan banyak persoalannya," tutur Kriminolog Universitas Indonesia Erlangga Masdiana .
Berbagai persoalan itu, menurut Erlangga di antaranya masalah ekonomi, lahan, dan pekerjaan. Berbagai persoalan itu kemudian menumpuk ditambah adanya pengalihan dari kelompok lain. "Ini akan terus bergulir apalagi penyelesaian tidak tuntas," ucap dia.
Dalam persoalan ini, Erlangga memandang premanisme sudah menjadi suatu gaya hidup. "Preman seringkali melakukan pelanggaran hukum," imbuh Erlangga. Tak salah jika ia menilai fenomena yang terjadi adalah gambaran masyarakat stres. "Sebagian di masyarakat kita stres," tambah Erlangga.
Pecahnya kerusuhan di Jalan Ampera Raya, tak lepas pula dari lemahnya intelijen. Seharusnya, tambah Erlangga, adanya kerumunan massa di suatu tempat sudah bisa diprediksi dan ditindaklanjuti. Situasi yang menunjukkan gejala tak kondusif itu kemudian dilaporkan ke atasan.
Kerusuhan terjadi ketika sidang kasus Blowfish dengan terdakwa Karnos Lolo dan Bernardus Malela berlangsung di PN Jaksel. Ketika dua terdakwa berjalan ke ruang sidang, tiba-tiba pendukung korban menyerang Karnos dan Bernardus. Kericuhan pun meluas hingga menewaskan tiga orang. Aksi berlangsung dari depan PN Jaksel hingga ke Jalan TB Simatupang.
Persoalan dipicu masalah sepele pada April silam. Saat sekelompok pengunjung tak dapat tempat duduk di kafe Blowfish, di bilangan Jaksel, masalah itu berujung perselisihan. Dua kelompok pun berkelahi hingga dua orang tewas.
Jakarta: Bila premanisme menjadi sebuah raja di masyarakat ditambah penanganan yang tidak tuntas, maka kerusuhan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Rabu (29/9) siang bisa terulang. "Masalah preman ini kan banyak persoalannya," tutur Kriminolog Universitas Indonesia Erlangga Masdiana .
Berbagai persoalan itu, menurut Erlangga di antaranya masalah ekonomi, lahan, dan pekerjaan. Berbagai persoalan itu kemudian menumpuk ditambah adanya pengalihan dari kelompok lain. "Ini akan terus bergulir apalagi penyelesaian tidak tuntas," ucap dia.
Dalam persoalan ini, Erlangga memandang premanisme sudah menjadi suatu gaya hidup. "Preman seringkali melakukan pelanggaran hukum," imbuh Erlangga. Tak salah jika ia menilai fenomena yang terjadi adalah gambaran masyarakat stres. "Sebagian di masyarakat kita stres," tambah Erlangga.
Pecahnya kerusuhan di Jalan Ampera Raya, tak lepas pula dari lemahnya intelijen. Seharusnya, tambah Erlangga, adanya kerumunan massa di suatu tempat sudah bisa diprediksi dan ditindaklanjuti. Situasi yang menunjukkan gejala tak kondusif itu kemudian dilaporkan ke atasan.
Kerusuhan terjadi ketika sidang kasus Blowfish dengan terdakwa Karnos Lolo dan Bernardus Malela berlangsung di PN Jaksel. Ketika dua terdakwa berjalan ke ruang sidang, tiba-tiba pendukung korban menyerang Karnos dan Bernardus. Kericuhan pun meluas hingga menewaskan tiga orang. Aksi berlangsung dari depan PN Jaksel hingga ke Jalan TB Simatupang.
Persoalan dipicu masalah sepele pada April silam. Saat sekelompok pengunjung tak dapat tempat duduk di kafe Blowfish, di bilangan Jaksel, masalah itu berujung perselisihan. Dua kelompok pun berkelahi hingga dua orang tewas.



0 komentar:
Posting Komentar