Hasil Visum, Kemaluan Para Korban Alami Luka
KWARTETWO.COM: Bojonegoro -
Polisi terus mengembangkan kasus pencabulan yang dilakukan Haris
Munandar (59) guru olahraga SD Negeri Kalianyar, Kecamatan Kapas,
Bojonegoro terhadap 9 orang siswinya. Selain memeriksa pelaku dan para
saksi, satu persatu korban pencabulan tersebut juga menjalani visum di
rumah sakit untuk kepentingan penyidikan.
Dari dua korban yang telah menjalani visum,hasilnya diketahui bahwa keduanya mengalami luka di bagian kemaluannya. Hal ini akibat dimasuki jari-jari pelaku saat menjalankan aksinya.
"Sudah ada dua korban yang menjalani visum. Hasilnya, selaput kemaluan mereka terluka akibat perbuatan pelaku," kata Kapolsek Kapas AKP Thabit Resley kepada wartawan, Kamis (5/8/2010)
Di sisi lain, polisi berhasil mengorek keterangan dari pelaku bahwa aksi cabul yang dilakukan bapak empat anak tersebut sudah sejak lama terjadi. Namun, baru kali ini ada siswi yang melapor ke orangtuanya dan sang orangtua melapor ke polisi karena tidak terima dengan peristiwa itu.
"Belum bisa dipastikan berapa lama. Tapi, karena setiap melakukan korbanya hanya satu atau dua orang, tentunya bukan kali pertama hal itu dilakukan oleh tersangka," ungkapnya.
Terahir, pelaku menjalankan aksi cabulnya itu pada tanggal 27 Juli lalu. Saat itu, dua korban yang masuk duduk di bangku kelas 4 SDN Kalianyar tersebut diminta tetap berada di lapangan usai kegiatan olahraga. Sementara teman-teman lainya diminta masuk ke dalam kelas. Setelah sepi, payudara dan kemaluan dua bocah kecil digerayangi oleh pelaku menggunakan jari pelaku.
Salah satu dari korban menceritakan kejadian ini kepada orangtuanya karena merasa kesakitan di bagian kemaluanya. Tidak terima dengan peristiwa ini, Suhadi (58) warga Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Bojonegoro melapor ke Polsek Kapas kalau keponakanya telah menjadi korban pencabulan sang guru. Berdasar laporan itu, pelaku ditangkap polisi saat berada di rumahnya.
Sembilan korban pencabulan guru tersebut semuanya masih duduk di bangku kelas 4. Mereka adalah SNH (10), NF (9), SF (9), YY (9), RS (10), IT (10), YN (9), CD(9), dan S (9). Dan kemungkinan, korban akan masih bertambah lagi.
"Kita terus melakukan pengembangan. Tentang kemungkinan adanya korban bertambah dan sebagainya, semuanya masih mungkin," tandasnya.
Dari dua korban yang telah menjalani visum,hasilnya diketahui bahwa keduanya mengalami luka di bagian kemaluannya. Hal ini akibat dimasuki jari-jari pelaku saat menjalankan aksinya.
"Sudah ada dua korban yang menjalani visum. Hasilnya, selaput kemaluan mereka terluka akibat perbuatan pelaku," kata Kapolsek Kapas AKP Thabit Resley kepada wartawan, Kamis (5/8/2010)
Di sisi lain, polisi berhasil mengorek keterangan dari pelaku bahwa aksi cabul yang dilakukan bapak empat anak tersebut sudah sejak lama terjadi. Namun, baru kali ini ada siswi yang melapor ke orangtuanya dan sang orangtua melapor ke polisi karena tidak terima dengan peristiwa itu.
"Belum bisa dipastikan berapa lama. Tapi, karena setiap melakukan korbanya hanya satu atau dua orang, tentunya bukan kali pertama hal itu dilakukan oleh tersangka," ungkapnya.
Terahir, pelaku menjalankan aksi cabulnya itu pada tanggal 27 Juli lalu. Saat itu, dua korban yang masuk duduk di bangku kelas 4 SDN Kalianyar tersebut diminta tetap berada di lapangan usai kegiatan olahraga. Sementara teman-teman lainya diminta masuk ke dalam kelas. Setelah sepi, payudara dan kemaluan dua bocah kecil digerayangi oleh pelaku menggunakan jari pelaku.
Salah satu dari korban menceritakan kejadian ini kepada orangtuanya karena merasa kesakitan di bagian kemaluanya. Tidak terima dengan peristiwa ini, Suhadi (58) warga Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Bojonegoro melapor ke Polsek Kapas kalau keponakanya telah menjadi korban pencabulan sang guru. Berdasar laporan itu, pelaku ditangkap polisi saat berada di rumahnya.
Sembilan korban pencabulan guru tersebut semuanya masih duduk di bangku kelas 4. Mereka adalah SNH (10), NF (9), SF (9), YY (9), RS (10), IT (10), YN (9), CD(9), dan S (9). Dan kemungkinan, korban akan masih bertambah lagi.
"Kita terus melakukan pengembangan. Tentang kemungkinan adanya korban bertambah dan sebagainya, semuanya masih mungkin," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar