Agus Sempat Bercanda Sebelum Tewas Akibat Miras Oplosan
KWARTETWO.COM: Jakarta -
Agus Mansyur (42) gemar minum jamu di toko jamu Sarimin. Sopir angkot
ini bahkan sempat mengobrol dan bercanda dengan keluarganya sebelum
meninggal dunia akibat diduga menegak miras oplosan.
"Dia memang sering minum jamu karena kakinya pernah sakit bekas tabrakan. Jadi kalau tidak minum jamu rasanya linu," kata kakak ipar Agus, Suryadi, di rumah duka, Gang Peon nomor 40 RT 2 RW 4, Jalan Jalan Kebagusan Besar, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (23/8/2010).
Suryadi menceritakan, Agus minum jamu di toko jamu milik Sarimin pada Sabtu 21 Agustus 2010 malam. "Dia meninggal Minggu pukul 17.30 WIB sore. Kata temannya, dia minum di toko jamu itu malam Minggu. Tetapi, siangnya biasa saja ngobrol, bercanda sama keluarga," ujar dia.
Menurut Suryadi, kondisi Agus lalu memburuk pada Minggu 22 Agustus 2010 sore. "Dia muntah-muntah. Keluar busa dari mulut, terus dikerokin. Sempat kejang-kejang dan dia meninggal sebelum sempat dibawa ke rumah sakit," kata Suryadi.
Suryadi mengatakan, jenazah Agus jenazah masih di RS Fatmawati. Aparat Kepolisian meminta jenazah Agus untuk diotopsi.
"Padahal, keluarga tidak mau. Nanti, kalau sudah datang mau langsung dikubur di TPU Kebagusan IV. Semuanya sudah disiapkan," papar dia.
Agus merupakan anak pertama dari 9 bersaudara. Ia meninggalkan seorang istri, Lokasari Mana (37) dan 3 anak bernama Bachtiar (17), Anita (13) dan Risma (11).
Sebuah kasur telah disiapkan untuk jenazah Agus. Sejumlah warga terus berdatangan ke rumah duka.
"Dia memang sering minum jamu karena kakinya pernah sakit bekas tabrakan. Jadi kalau tidak minum jamu rasanya linu," kata kakak ipar Agus, Suryadi, di rumah duka, Gang Peon nomor 40 RT 2 RW 4, Jalan Jalan Kebagusan Besar, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (23/8/2010).
Suryadi menceritakan, Agus minum jamu di toko jamu milik Sarimin pada Sabtu 21 Agustus 2010 malam. "Dia meninggal Minggu pukul 17.30 WIB sore. Kata temannya, dia minum di toko jamu itu malam Minggu. Tetapi, siangnya biasa saja ngobrol, bercanda sama keluarga," ujar dia.
Menurut Suryadi, kondisi Agus lalu memburuk pada Minggu 22 Agustus 2010 sore. "Dia muntah-muntah. Keluar busa dari mulut, terus dikerokin. Sempat kejang-kejang dan dia meninggal sebelum sempat dibawa ke rumah sakit," kata Suryadi.
Suryadi mengatakan, jenazah Agus jenazah masih di RS Fatmawati. Aparat Kepolisian meminta jenazah Agus untuk diotopsi.
"Padahal, keluarga tidak mau. Nanti, kalau sudah datang mau langsung dikubur di TPU Kebagusan IV. Semuanya sudah disiapkan," papar dia.
Agus merupakan anak pertama dari 9 bersaudara. Ia meninggalkan seorang istri, Lokasari Mana (37) dan 3 anak bernama Bachtiar (17), Anita (13) dan Risma (11).
Sebuah kasur telah disiapkan untuk jenazah Agus. Sejumlah warga terus berdatangan ke rumah duka.



0 komentar:
Posting Komentar